GOWA, inforestorasi.com – Anak kecil yang harusnya belajar dan bermain, namun hal ini tidak berlaku bagi bocah yang harus memikul beban berat dengan berjualan tisu di area Kampus UIN Alauddin Makassar, Samata, Gowa.
Gadis kecil itu bernama Amel, ia tinggal bersama neneknya karena sejak iya berumur 4 tahun, ia lalu ditinggal orang tua yang entah ke mana, sedangkan neneknya hanyalah penjual tisu.
Amel saat ini berusaha untuk mengais rejeki dengan berjualan tisu setiap harinya dikarenakan neneknya yang sudah sakit-sakitan, sehingga Ia harus menggantikannya untuk mencari sesuap nasi.
Gadis kecil ini berjualan dari pagi hingga sore, Ia berkeliling dari satu fakultas ke fakultas lain untuk menawarkan barang dagangannya. Ia berjualan sendirian tanpa ditemani orang tuanya.
Ia mengatakan bahwa saat ini, Ia sangat ingin bertemu dengan ibunya namun hal itu seakan mustahil terjadi karena sampai saat ini kabar ibunya belum pernah terdengar terlebih lagi gadis kecil ini juga sangat ingin bersekolah, karena di umurnya yang 6 tahun saat ini harusnya Ia sudah kelas 1 SD, namun apa daya, jangankan untuk bersekolah untuk makan dan obat neneknya ia harus berusaha lebih keras.
Setiap hari ia membawa sekitar 30 bungkus tisu di dalam tas kantongannya yang Ia jual seharga Rp 5.000 per bungkusnya dan setiap harinya ia bisa menjual 10-20 bungkus.
“Kadang ada yang kasika lebih untuk belanja kadang juga na cuekin ja saja” begitu tanggapan gadis kecil ini ketika di tanya tentang pekerjaannya.
Sadar bahwa, tidak hanya Amel yang punya kehidupan seperti ini, bahkan di luar sana banyak Amel-Amel yang lain. Namun apa salahnya bila kita juga bisa mengurangi beban mereka karena dengan membeli tisu yang Ia jual, kita sudah bisa membantunya 2.000 rupiah dari keuntungan yang didapatnya.
Penulis: Asrul